Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu
titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh
keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan
atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam
operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita
kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan
melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
.
Asumsi
– asumsi yang melandasi Break Even Point yaitu:
·
Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku
yang diramalkan Biaya tetap akan selalu konstan sedangkan biaya variabel
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
·
Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada
berbagai tingkat kegiatan dalam periode yang bersangkutan
·
Kapasitas produksi pabrik dianggap relatif
konstan.penambahannya akan mempengaruhi biaya tetap dan hubungan CPV
·
Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah
·
Efisiensi produksi dianggap tidak berubah
·
Perubahan jumlah sediaan awal dan akhir dianggap tidak
signifikan
·
Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah
·
Mungkin anggapan yang paling penting diantara
anggapan-anggapan diatas adalah ” bahwa volume merupakan faktor satu-satunya
yang mempengaruhi biaya ”.
Kegunaan Analisis Break
Even Point
Analisi break even
point dapat di gunakan untuk membantu menetapkan sasaran dan tujuan perusahaan.
Adapun kegunaan yang lain adalah:
· Menetapkan jumlah penjualan minimum
yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mngalami kerugian.
Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus
dibuat.
· Menentukan jumlah penjualan yang
harus dicapai untuk memperoleh laba yang telah direncanakan. Berarti , tingkat
produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.
· Mengukur dan menjaga agar penjualan
tidak kurang dari titik impas atau break even point,tingkat produksi tidak
dibawah tingkat impas.
· Menganalisa perubahan harga jual,
harga pokok dan besarnya hasil penjualan pada tingkat produksi tertentu.
· Memudahkan perusahaan dalam
pemberian data pada pihak luar perusahaan mengenai biaya,
volume produksi, harga jual dan tingkat penjualan.
· Sebagai pertimbangan dalam mengambil
keputusan untuk memproduksi produk baru yang kiranya mampu menghasilkan laba
besar.
Jadi, Analisa break even point ini memberikan
beberapa kegiatan secara langsung bagi perusahaan dalam operasinya, yaitu :
·
Dasar dalam perencanaan pengembangan perusahaan
·
Alat pengendalian budget
·
Alat perencanaan laba.
·
Menurut Sutrisno dalam
bukunya “Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi”menjelaskan ada beberapa
manfaat lain yang bisa diambil dengan menggunakan konsep break even
point yaitu sebagai berikut :
Perencanaan Penjualan atau Produksi
Pada
setiap awal periode perusahaan sudah harus mempunyai perencanaan produksi
dan penjualan. Rencana produksi dan penjualan bisa direncanakan dengan
menggunakan konsep break even point.
Perencanaan Harga Jual Normal
Salah
satu keputusan yang harus diambil oleh manajer keuangan adalah penentuan harga
jual. Harga jual merupakan sejumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli
untuk mendapatkan barang/jasa yang diinginkan. Bagi perusahaan harga jual
harus bisa menutup semua biaya dan target keuntungan. Apabila tidak bisa
menutup target laba, apalagi biaya yang dikeluarkan berarti perusahaan dalam
kondisi rugi. Dalam membuat rencana harga jual, perusahaan mendasarkan
pada proyeksi penjualan yang telah direncanakan, serta target laba pada periode
yang bersangkutan.
Perencanaan Metode Produksi
Analisis break
even point ini juga sering digunakan untuk menentukan alternatif
pemilihan metode produksi atau mesin produksi. Ada mesin produksi yang
mempunyai karakteristik biaya tetap rendah tetapi biaya variabel tinggi (sering
disebut padat karya) atau biaya tetap tinggi tetapi biaya variabel perunit
rendah (sering disebut padat modal). Dari dua pilihan tersebut, mana yang
akan dipilih apakah dengan padat karya (labour intencive) atau padat
modal (capital intencive)? Untuk memilih alternatif mana yang terbaik,
bisa digunakan analisis biaya, laba, dan volume (cost, profit, volume
analysis).
Titik Tutup Pabrik
Apabila kondisi perusahaan sudah
menunjukkan biaya total melebihi penjualan totalnya, yang artinya bahwa
perusahaan beroperasi dibawah titik break even, apakah perusahaan
sebaiknya ditutup atau tetap dipertahankan. Untuk itu manajemen harus
menganalisis apakah kondisi yang demikian akan berlanjut dalam waktu yang
relatif lama, atau tidak. Ada kemungkinan manajemen harus memutuskan
untuk menghentikan sementara atau seterusnya apabila kondisi sudah sedemikian
parahnya. Alat yang dapat digunakan manajemen dalam mengadakan analisis
penutupan perusahaan tersebut adalah analisis titik tutup pabrik atau sering
disebutshut down point. Apabila perusahan beroperasi dibawah break
even point berarti perusahaan secara akuntansi mengalami
kerugian namun secara cash flow atau aliran kas
perusahaan masih mendapatkan sisa kas, selama penerimaan pengahasilan masih
bisa menutup biaya variabel dan biya tetap tunai. Biaya tetap tunai
adalah biaya tetap yang dikeluarkan secara tunai seperti pembayaran gaji, biaya
promosi, sewa gedung, dan biaya tetap tunai lainnya. Artinya pada kondisi
tersebut perusahan masih bisa membayar gaji karyawannya, walaupun untuk
membayar biaya tetap tidak tunai (penyusutan) tidak mencukupi. Tetapi kalau
penerimaan penjualan tidak bisa menutup biaya variabel dan biaya tetap tunai,
maka perusahaan sudah harus
ditutup.
1 komentar:
Lucky 15 Casino & Hotel Map & Floor Plans - Mapyro
Find your way around the 공주 출장샵 casino, find where 성남 출장마사지 everything 보령 출장샵 is located with these 정읍 출장안마 helpful neighborhood directions. Lucky 15 논산 출장안마 Casino and Hotel is a 4.5-star
Posting Komentar